home

Kamis, 03 Juni 2010

FORKABI DI CENGKARENG

KERUSUHAN DURI KOSAMBI
Forkabi Komit Tak
Sweeping Etnis Madura

KERUSUHAN - Seorang polisi melintas di depan lapak dan bangunan yang dibakar massa di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (31/5). Sejumlah bangunan dibakar dan seorang warga tewas dalam bentrokan antarmassa tersebut. (Antara)

Selasa, 1 Juni 2010
JAKARTA (Suara Karya): Ketua Umum Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) Jabodetabek Husain Sani menyatakan, pihaknya tidak akan melakukan penyisiran (sweeping) terhadap warga etnis Madura di daerah Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, sebagaimana rumor yang berkembang.

"Bentrokan itu masalah pribadi, bukan organisasi atau etnis tertentu. Kami tidak akan melakukan sweeping," kata Husain, Senin, saat melayat ke rumah Endid Mawardi di Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Cipondoh, Tangerang, Banten, Senin. Endid adalah korban tewas dalam bentrokan berdarah di Duri Kosambi, Minggu malam lalu.

Husain juga meminta seluruh pimpinan maupun massa Forkabi agar tidak terprovokasi dan menyerahkan kasus tewasnya Endid kepada aparat pemerintah dan kepolisian. "Kami percaya, aparat Pemerintah Kota Administratif Jakarta Barat dan Polda Metro Jaya dapat menangani masalah ini. Kami akan berupaya meredam gejolak internal dan tindakan ormas lain," katanya.

Bentrokan itu sendiri, seperti dituturkan Kepala Polsek Cengkareng Komisaris Ruslan, bermula dari insiden serempetan mobil Honda Jazz dan taksi di daerah Duri Kosambi, Sabtu petang. Penyelesaian kasus tersebut ternyata tidak memuaskan pengendara Honda Jazz yang merupakan kerabat Endid Mawardi, Ketua Forkabi Cabang Cipondoh, Tangerang.

Mendapat pengaduan, Endid pun bersama sejumlah anggota Forkabi mendatangi lokasi serempetan di Jalan Lingkar Luar, Kelurahan DuriKosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Tapi itu malah memicu cekcok mulut antara mereka dan puluhan warga etnis Madura yang selama ini menjadi beking pool taksi di Duri Kosambi.

Suasana di lokasi semakin memanas, bahkan kemudian bentrokan tak terhindarkan antara rombongan Endid dan kelompok etnis Madura di Duri Kosambi. Dalam bentrokan tersebut Endid bahkan tewas terkena sabetan samurai.

Insiden itu segera menyulut emosi massa Forkabi. Mereka pun kemudian beramai-ramai menggeruduk ke Duri Kosambi sekitar pukul 21.00 WIB, Sabtu, lalu membakari lapak-lapak penjualan kusen bekas milik etnis Madura.

Api segera berkobar dan menghanguskan 35 lapak serta ratusan rumah. Lima mobil dan dua sepeda motor juga ikut hangus terbakar. Berkat kerja keras petugas pemadam kebakaran dibantu masyarakat, pukul 02.00 WIB, kobaran api berhasil dijinakkan. Kehadiran ratusan polisi menguasai lokasi amuk juga berhasil meredam betrokan tidak meluas.

Berbagai pihak menyatakan, bentrokan itu dilatari persoalan pribadi, bukan organisasi ataupun antaretnis.

Sementara itu, Endang Mawardi, mewakili keluarga korban, mendesak kepolisian agar segera mengungkap kasus yang menyebabkan kakaknya, Endit Mawardi, meninggal dunia.

Katimsus Unit V Polda Metro Jaya Kompol Surya M mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penyelidikan dan memintai keterangan lima orang saksi. Kelimanya bahkan telah diamankan di Polda Metro Jaya. Surya berjanji secepat mungkin mengejar pelaku pembunuhan dan pelaku perusakan dalam insiden berdarah itu. "Yang melakukan aksi pembakaran juga akan kita mintai tanggung jawab," katanya.

Wali Kota Jakarta Barat Djoko Ramadhan mengimbau warga agar bisa mengendalikan diri dan tidak mudah terprovokasi. "Mari kita hilangkan rasa dendam dan memandang ini suatu musibah," ucap.

Sekda DKI Jakarta H Muhayat menyeru pimpinan ormas-ormas menahan diri dan mengimbau anggota masing-masing agar tidak balas dendam. "Jangan ada balas dendam yang mengakibatkan ketenteraman, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat terganggu," ujar Muhayat di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Kepala Dinas Sosial DKI Budiharjo menambahkan, pihaknya siap memberikan bantuan tenda dan dapur umum untuk seribu orang korban betrokan yang rumah dan tempat usahanya terbakar dalam insiden berdarah itu.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana meminta agar kasus bentrokan di Duri Kosambi ini dibahas dalam rapat pimpinan Pemprov DKI bersama unsur muspida lain.

Bentrokan di Duri Kosambi itu ternyata membawa rezeki tersendiri bagi sebagian orang. Paling tidak, pemulung bisa mengais barang bekas dari puing-puing, termasuk kerangka sepeda motor yang hangus terbakar. Mereka mengangkut rongsokan ke dalam gerobak. "Lumayan, kalau besi masih bisa laku," ujar seorang pemulung.

Pemilik puluhan kios yang terbakar, yang sebagian besar etnis Madura, semalam mulai membersihkan lokasi tempat mereka mencari nafkah itu.

Sementara itu, pengamat kepolisian Adrianus Meliala menyeru pemerintah dan aparat keamanan bersikap tegas dalam menegakkan ketertiban masyarakat. Dalam kaitan ini, dia meminta Polri menindak ormas-ormas tertentu.

"Ormas-ormas ini kan dahulu bikinan pemerintah dan Polri. Kemudian ormas ini menjadi anak macan yang tidak lagi lucu dan malahan galak. Karena itu, tidak ada cara lain kecuali menindak dan tidak memberi peluang mereka berulah," kata Meliala. (Yon Parjiyono)

Tidak ada komentar: